Bulan Agustus 2002 aku menerima hadiah terbesar dalam hidupku ketika
aku divonis menderita kanker otak tahap akhir dan akan meninggal dalam
empat sampai enam bulan. Ketika ini terjadi, aku baru lima bulan
menikah. Karierku sedang berjalam dengan baik, keluarga dan teman-teman
mencintaiku. Aku belum pernah sebahagia itu. Jadi, mengapa ini adalah
karunia besar? Mengapa?
Karena aku harus menghadapi kematianku.
Saat itu tengah malam di bulan Januari 2003. Aku berjalan di luar, di
tengah cuaca dingin, seorang diri dan merasa pahit. Percobaan klinis
yang telah aku masuki penuh dengan ketidakpastian dan bahaya. Aku hanya
bisa berpartisipasi karena penyakitku sudah berada ditahap akhir,
kemungkinan hidupku sudah minimal. Aku bingung, selalu mual, dan nyaris
tidak bisa berjalan, bahkan dengan bantuan tongkat sekalipun.
Aku sangat marah pada situasiku: Aku membenci kankerku, para
dokter, dan Tuhan. Aku menemukan diriku menjerit, menangis dan mengamuk
melawan ketidakadilan. Untuk pertama kalinya dalam 54 tahun, akhirnya
aku menemukan kebahagiaan hidupku, dan sekarang penyakit yang mengerikan
ini akan mencabutku, bukan hanya dari kebahagiaan hidup, tetapi juga
kestabilan, kenyamanan, atau kedamaian. Apakah aku ditakdirkan untuk
terpincang-pincang membusuk setiap hari menuju kuburan yang dingin?
Kemudian tiba-tiba, di tengah kekacauan, muncul sebuah suara ilhami
dari seorang teman lama, majikan, dan mentor, W. Clemen Stone, salah
satu dari orang-orang pertama yang menulis tentang Positive Mental
Attitude (Sikap Mental Positif), atau PMA. Di benakku, aku bisa
mendengar dia berkata, seperti yang telah dilakukannya ribuan kali:
"Bagi mereka yang memiliki Sikap Mental yang Positif, setiap kejadian
buruk mengandung benih dari manfaat yang setara, atau lebih bear lagi."
Apa?
Kau serius?
Manfaat yang lebih besar?
Apa manfaat yang lebih besar dari sekarat kanker otak, Pak Tua?
Kata-katanya terus bergema di bagian otakku yang masih berfungsi.
Bukan hanya beberapa kejadian buuk, katanya, tapi semuanya, SETIAP
kejadian buruk, mengandung benih manfaat yang setara atau lebih besar!
Ah, dia pasti bergurau!
Untungnya, setelah bertahun-tahun perannya sebagai mentor, guru, dan
pahlawan, paling sedkit dia elah meninggalkan bekas-- kata-kata "Aku
berpikir rasional" memancar seperti sinar matahari di atas kepalaku. Dia
sering menggunakan kata-kata itu--sering sekali dalam menggambarkan
situasi kritis yang dia hadapi dalam hidupnya. Pernah kepalanya diacungi
pistol oleh seorang yang putus asa dan depresi, yang memberitahu bahwa
dia akan kehilangan segalanya-- dia akan membunuh Mr. Stone, lalu
membunuh dirinya sendiri. Jika kebanyakan orang panik, Mr. Stone berkata
dengan tenang, "Aku berpikir rasional," kemudian melanjutkan dengan
memikirkan rencana yang logis, bukan hanya menyelamatkan dirinya sendiri
tetapi juga orang itu. Kelak dia menempatkan orang itu dalam bisnisnya,
dimana dia menjadi sukses dan makmur selama sisa hidupnya.
"Jadi," kataku kepada diriku sendiri,"Ayo berpikir." Langsung saja aku
merasa damai dan rasional-- untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan.
Jadi... apa saja kemungkinannya bagiku? Bagaimanapun, hidup pada titik
itu tidak harus menyediakan banyak pilihan yang bagus. Jelas aku tidak
punya pilihan untuk 'hidup bahagia selamanya'-- atau apakah aku
memilikinya?
Kenyataannya, salah satu dari dua hal ini akan terjadi: Aku akan
meninggal dalam waktu yang tidak lama lagi, atau yang lebih sedikit
kemungkinannya, aku akan hidup panjang.
Jadi, bagaimana jika aku meninggal tidak lama lagi?
"Aku berpikir" jika aku menjadi sedih dan marah, maka aku akan
menghabiskan beberapa bulan terakhir hidupku di dalam kesedihan dan
keterasingan, menciptakan neraka hidup bagi orang-orang yang kucintai,
dan akan dikenang, kalaupun aku dikenang, sebagai seorang pria tua
menyedihkan yang membiarkan kanker otak mengalahkannya. Untuk sementara
mereka menunjukkan simpatinya, tetapi pada akhirnya yang tersisa
hanyalah rasa tidak suka padaku dan pada caraku meninggalkan mereka.
Di sisi lain, bagaimana jika aku positif dan penuh harapan? Itu tidak akan sedikitpun mengubah tanggal kematianku!
Tetapi, itu berarti aku akan menghabiskan bulan-bulan terakhir hidupku
dengan bernapas dalam-dalam dan bening, puas, damai, dan mencintai
keluarga serta setiap orang yang kutemui. Aku akan meninggal sebagai
pria yang bahagia, dan dikenang sebagai jiwa berani yang menghadapi
kematian dengan gagah, kuat, dan besar hati. Aku akan dihargai oleh
orang-orang yang mengenalku.
Di sisi lain, bagaimana jika aku berhasil? Bagaimana jika aku tetap hidup?
Maka aku tidak punya alasan untuk menjadi pahit karena siksaan! Mengapa
menyia-nyiakan berbulan-bulan hidupku dengan mengeluhkan akhir yang
belum tentu dekat?
Jadi, begitulah--aku mempunyai semua alasan untuk bersikap positif
terhadap kondisiku, dan sama sekali tidak ada alasan untuk bersikap
negatif.
Pada titik itulah, di saat itu juga, untuk pertama kalinya dalam hidup, aku berhenti sekarat dan mulai hidup.
Aku mulai menceritakan kepada setiap orang yang kujumpai dan kukenal
bahwa mendapatkan kanker otak adalah hal terbesar yang terjadi padaku,
dan sampai saat ini aku masih memercayainya sepenuh hati.
Lebih dari setahun yang lalu, aku mengetahui bbahwa kanker otakku telah
kembali. Sekarang ini pengobatannya lebih maju san bisa diduga,
prognosanya lebih baik; tetapi hasilnya tidak pernah pasti. Setelah satu
tahun radiasi dan kemoterapi, para dokter telah memutuskan melanjutkan
kemoterapi untuk waktu yang tak terbatas dan menjadwalkan MRI bulanan
untukku, tanpa janji apapun.
Bagaimana beritayang mengganggu ini memengaruhiku? Berita ini bahkan menjadikanku lebih positif lagi!
Sejak saar khusus itu-- malam yang gelap dan dingin di bulan Januari
2003, aku tidak menyia-nyiakan satu detikpun dari hidupku untuk
mengkhawatirkan kematian. Semua waktu dari hari-hariku kuhabiskan untuk
hidup.
Kanker otak yang telah menjadikanku manusia yang lebih baik. Jadi
bagaimana denganmu? Kau akan emngalami hal-hal yang baik dan buruk di
dalam hidup. Terkadang hidup akan memberi kita keberuntungan besar,
terkadang akan mengoyak kita seperti batu bata yang menghantam wajah.
Apa yang terjadi pada kita akan tetap terjadi, dan kita hanya punya dua
cara untuk meresponnya-- kita bisa menjadi positif dan bahagia, atau
negatif dan bersedih. Itu saja. Kabar gembiranya adalah, pilihannya ada
di tangan kita! Kita yang memutuskan seberapa bahagianya kita di setiap
hari dari hidup kita, di setiap peristiwa hidup, terlepas dari kapan,
apa, dan siapa.
Hari ini juga buatlah keputusan untuk hidup, bukan untuk mati. Untuk
menjadi positif, bukan negatif. Kau tidak perlu mengalami tragedi
seperti aku untuk menemukannya. Hiduplah setiap hari, setiap menit,
setiap detik dari hidup kita :)
oleh : Tom Schumm
with love,
Dedott :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar