Manusia bukanlah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan untuk tertawa. Hasil pengamatan menunjukkan, bahwa tersenyum dan tertawa juga terjadi pada spesies primata nonmanusia ketika beraktivitas sosial. Tipe respons perilaku ini berperan sebagai sinyal bagi kelompok itu dengan cara menyebarkan emosi positif, menurunkan stres, dan membantu terbentuknya keutuhan kelompok.
Tawa yang dipicu oleh humor pada manusia bisa dibagi menjadi tiga tahap. Ketika kita mendengarkan sebuah lelucon, bagian pertama humor itu adalah bagian pokok, sebuah akhir yang aneh. Kedua, pikiran anda mulai menyelesaikan persoalan dalam rangka menafsirkan keganjilan atau keterkejutan itu. Akhirnya, otak anda bisa mengapresiasi tahapan tersebut, yang secara bersama-sama membentuk humor dan menyebabkan tertawa.
Dopamine neurotransmitter (senyawa kimiawi otak) bertanggung jawab dalam hal memungkinkan otak untuk bergerak maju melewati tahapan humor itu. Dopamine memungkinkan kita merasa nyaman ketika kita tertawa. Sejumlah kajian telah memperlihatkan peningkatan dalam kesehatan pada pasien dengan penyakit kronis ketika mereka diperlihatkan stimulus yang lucu. Jadi, pepatah lama yang mengatakan "Tawa adalah obat terbaik" bisa jadi mengandung kebenaran.
Saya baru tahu bahwa ternyata tertawa itu melewati rangkaian dan proses yang lumayan panjang, yang tidak pernah saya banyangkan sebelumnya. Karena selama ini saya tertawa seakan mengalir begitu saja.
Tertawa itu sehat. Jadi, mari kita tertawa! :D
With love,
Dedott :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar